Sabtu, 09 Mei 2015

Laporan Praktek Kerja Mesin Perkakas 1 | Teknik Mesin | Universitas Jember

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1         Latar Belakang
Sebagai mahasiswa teknik mesin, penguasaan dalam mengerjakan benda kerja baik secara manual maupun menggunakan mesin harus dipahami. Praktik pemesinan melatih mahasiswa agar mampu menggunakan mesin yang baik dan benar, serta mampu menghasilkan benda kerja yang memiliki standar tertentu sesuai dengan lembar kerja yang ditentukan. Hal ini dapat tercapai jika mahasiswa melakukan pekerjaan dengan baik sesuai dengan peraturan dan tata cara pengerjaan praktik pemesinan. Kunci kesuksesan dari kerja bangku ini adalah kesabaran dan ketelitian dalam bekerja. Ketrampilan serta kemahiran dalam menggunakan mesin ini tidak mungkin dapat dicapai dengan latihan sekali atau dua kali, namun perlu pembiasaan serta berlatih terus-menerus.
Selain kemahiran menggunakan mesin dan perkakas tangan, seorang pratikan juga harus memiliki sikap yang baik dalam bekerja. Sikap baik tersebut meliputi pembiasaan menggunakan alat pelindung diri selama bekerja, penggunaan alat pelindung diri tersebut selain untuk menjaga keselamatan diri sendiri juga untuk menjaga keselamatan orang lain dan lingkungannya. Selain itu seorang pratikan juga harus memiliki tanggung jawab terhadap mesin dan alat yang digunakan. Membersihkan mesin, memberikan pelumasan sebelum dan sesudah menggunakan mesin, mengembalikan dan merapikan alat/perkakas pada tempatnya adalah beberapa contoh tindakan bertanggung jawab dalam praktik pemesinan.
Untuk itu pada laporan praktikum ini akan dibahas mengenai alat, perkakas, dan mesin serta cara pengerjaan benda kerja pada jobsheet matakuliah praktek kerja mesin perkakas I.

1.2         Rumusan Masalah
a)             Apa saja mesin yang digunakan dalam pekerjaan membubut, mengefrais, menyekrap, dan menggerinda pada praktikum kerja mesin perkakas I?
b)             Apa saja alat pelindung diri yang digunakan dalam pekerjaan membubut, mengefrais, menyekrap, dan menggerinda pada praktikum kerja mesin perkakas I? 
c)             Bagaimana proses membubut, mengefrais, menyekrap, dan menggerinda pada praktikum kerja mesin perkakas I?

1.3         Tujuan dan Manfaat
1.3.1   Tujuan Penulisan
a)             Menjelaskan mesin yang digunakan dalam pekerjaan membubut, mengefrais, menyekrap, dan menggerinda pada praktikum kerja mesin perkakas I.
b)             Mendeskripsikan alat pelindung diri yang digunakan dalam pekerjaan membubut, mengefrais, menyekrap, dan menggerinda pada praktikum kerja mesin perkakas I.
c)             Menjelaskan proses membubut, mengefrais, menyekrap, dan menggerinda pada praktikum kerja mesin perkakas I.
1.3.2   Manfaat Penulisan
a)             Untuk mengetahui mesin yang digunakan dalam pekerjaan membubut, mengefrais, menyekrap, dan menggerinda pada praktikum kerja mesin perkakas I.
b)             Untuk mengetahui alat pelindung diri yang digunakan dalam pekerjaan membubut, mengefrais, menyekrap, dan menggerinda pada praktikum kerja mesin perkakas I.
c)             Untuk mengetahui proses membubut, mengefrais, menyekrap, dan menggerinda pada praktikum kerja mesin perkakas I.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1         Mesin Bubut
2.1.1   Pengertian Mesin Bubut
Mesin bubut (turning machine) adalah suatu jenis mesin perkakas yang dalam proses kerjanya bergerak memutar benda kerja dan menggunakan mata potong pahat (tools) sebagai alat untuk menyayat benda kerja tersebut. Mesin bubut merupakan salah satu mesin proses produksi yang dipakai untuk membentuk benda kerja yang berbentuk silindris. Pada prosesnya benda kerja terlebih dahulu dipasang pada chuck (pencekam) yang terpasang pada spindel mesin, kemudian spindel dan benda kerja diputar dengan kecepatan sesuai perhitungan. Alat potong (pahat) yang dipakai untuk membentuk benda kerja akan disayatkan pada benda kerja yang berputar.
 









Gambar 2.1 Mesin Bubut dan Bagian-bagiannya
2.1.2   Fungsi Bagian-bagian Mesin Bubut
1.)           Sumbu Utama (Main Spindle)
Sumbu utama atau dikenal dengan main spindle merupakan suatu sumbu utama mesin bubut yang berfungsi sebagai dudukan chuck (cekam), plat pembawa, kolet, senter tetap dan lain-lain.
 
 






Gambar 2.2 Sumbu Utama
2.)           Meja Mesin (Bed)
Meja mesin bubut berfungsi sebagai tempat dudukan kepala lepas, eretan, penyangga diam (steady rest) dan merupakan tumpuan gaya pemakanan waktu pembubutan. Bentuk alas ini bermacam-macam, ada yang datar dan ada yang salah satu atau kedua sisinya mempunyai ketinggian tertentu.
 





Gambar 2.3 Meja Mesin
3.)           Eretan (Carriage)
Eretan terdiri atas eretan memanjang (longitudinal carriage) yang bergerak sepanjang alas mesin, eretan melintang (cross carriage) yang bergerak melintang alas mesin dan eretan atas (top carriage), yang bergerak sesuai dengan posisi penyetelan di atas eretan melintang. Kegunaan eretan ini adalah untuk memberikan pemakanan yang besarnya dapat diatur menurut kehendak operator yang dapat terukur dengan ketelitian tertentu yang terdapat pada roda pemutarnya.
 





Gambar 2.4 Eretan (Carriage)
4.)           Kepala Lepas (Tail stock)
Kepala lepas digunakan untuk dudukan senter putar sebagai pendukung benda kerja pada saat pembubutan, dudukan bor tangkai tirus dan cekam bor sebagai menjepit bor. Kepala lepas dapat bergeser sepanjang alas mesin, porosnya berlubang tirus sehingga memudahkan tangkai bor untuk dijepit. Tinggi kepala lepas sama dengan tinggi senter tetap.
 







Gambar 2.5 Kepala Lepas (Tail stock)
5.)           Tuas Pengatur Kecepatan Transporter dan Sumbu Pembawa
Tuas pengatur kecepatan (A) pada gambar, digunakan untuk mengatur kecepatan poros transporter dan sumbu pembawa. Ada dua pilihan kecepatan yaitu kecepatan tinggi dan kecepatan rendah. Kecepatan tinggi digunakan untuk pengerjaan benda-benda berdiameter kecil dan pengerjaan penyelesaian sedangkan kecepatan rendah digunakan untuk pengerjaan pengasaran, ulir, alur, mengkartel dan pemotongan (cut off).
 







Gambar 2.6 Tuas Pengatur Kecepatan
Besarnya kecepatan setiap mesin berbedabeda dan dapat dilihat pada plat tabel yang tertera pada mesin tersebut.
6.)           Pelat Tabel
Pelat tabel (B) adalah tabel besarnya kecepatan yang ditempel pada mesin bubut yang menyatakan besaran perubahan antara hubungan roda-roda gigi di dalam kotak roda gigi ataupun terhadap roda pulley di dalam kepala tetap (head stock).
7.)           Tuas Pengubah Pembalik Transporter dan Sumbu Pembawa
Tuas pembalik putaran (C), digunakan untuk membalikkan arah putaran sumbu utama, hal ini diperlukan bilamana hendak melakukan pengerjaan penguliran, pengkartelan, ataupun membubut permukaan.
 






Gambar 2.7 Tuas Pembalik Putaran (C)
8.)           Plat Tabel Kecepatan Sumbu Pertama
Plat tabel kecepatan sumbu utama (E) pada Gambar 2.7, menunjukkan angka-angka besaran kecepatan sumbu utama yang dapat dipilih sesuai dengan  pekerjaan pembubutan.
 






Gambar 2.8 Plat Tabel Kecepatan Sumbu Utama
9.)           Tuas-Tuas Pengatur Kecepatan Sumbu Utama
Tuas pengatur kecepatan sumbu utama berfungsi untuk mengatur kecepatan putaran mesin sesuai hasil dari perhitungan atau pembacaan dari tabel putaran.

 






Gambar 2.9 Tuas Pengatur Kecepatan Sumbu Utama
10.)       Penjepit Pahat (Tools Post)
Penjepit pahat digunakan untuk menjepit atau memegang pahat, yang bentuknya ada beberapa macam. Jenis ini sangat praktis dan dapat menjepit pahat 4 (empat) buah sekaligus sehingga dalam suatu pengerjaan bila memerlukan 4 (empat) macam pahat dapat dipasang dan disetel sekaligus.
 








Gambar 2.10 Penjepit Pahat
11.)       Eretan Atas
Eretan atas berfungsi sebagai dudukan penjepit pahat yang sekaligus berfungsi untuk mengatur besaran majunya pahat pada proses pembubutan ulir, alur, tirus, champer (pingul) dan lain-lain yang ketelitiannya bisa mencapai 0,01 mm.




Gambar 2.11 Eretan Atas
12.)       Keran Pendingin
Keran pendingin digunakan untuk menyalurkan pendingin (collant) kepada benda kerja yang sedang dibubut dengan tujuan untuk mendinginkan pahat pada waktu penyayatan sehingga dapat menjaga pahat tetap tajam dan panjang umurnya. Hasil bubutannyapun halus.
 







Gambar 2.12 Keran Dingin
13.)       Roda Pemutar
Roda pemutar yang terdapat pada kepala lepas digunakan untuk menggerakkan poros kepala lepas maju ataupun mundur. Berapa panjang yang ditempuh ketika maju atau mundur dapat diukur dengan membaca cincin berskala (dial) yang ada pada roda pemutar tersebut. Pergerakkan ini diperlukan ketika hendak melakukan pengeboran untuk mengetahui atau mengukur seberapa dalam mata bor harus dimasukkan.
14.)       Transporter dan Sumbu pembawa
Transporter atau poros transporter adalah poros berulir segi empat atau trapesium yang biasanya memiliki kisar 6 mm, digunakan untuk membawa eretan pada waktu kerja otomatis, misalnya waktu membubut ulir, alur dan atau pekerjaan pembubutan lainnya. Sedangkan sumbu pembawa atau poros pembawa adalah poros yang selalu berputar untuk membawa atau mendukung jalannya eretan.




 








Gambar 2.13 Poros Transporter dan Sumbu Pembawa
15.)       Tuas Penghubung
Tuas penghubung sebagaimana digunakan untuk menghubungkan roda gigi yang terdapat pada eretan dengan poros transpoter sehingga eretan akan dapat berjalan secara otomatis sepanjang alas mesin. Tuas penghubung ini mempunyai dua kedudukan. Kedudukan di atas berarti membalik arah gerak putaran (arah putaran berlawanan jarum jam) dan posisi ke bawah berarti gerak putaran searah jarum jam.
16.)       Eretan Lintang
Eretan lintang sebagaimana ditunjukkan pada berfungsi untuk menggerakkan pahat melintang alas mesin atau arah ke depan atau ke belakang posisi operator yaitu dalam pemakanan benda kerja. Pada roda eretan ini juga terdapat dial pengukur untuk mengetahui berapa panjang langkah gerakan maju atau mundurnya pahat.
Ukuran mesin bubut ditentukan oleh panjangnya jarak antara ujung senter kepala lepas dan ujung senter kepala tetap. Misalnya tinggi mesin bubut 200 mm, berarti mesin tersebut hanya mampu menjalankan eretan melintangnya sepanjang 200 mm atau mampu melakukan pembubutan maksimum benda kerja yang memiliki radius 200 mm (berdiameter 400 mm).




 








Gambar 2.14 Dimensi Utama Mesin Bubut
2.1.3   Operasi Mesin Bubut
Operasi pada mesin bubut ada beraneka ragam :
·                Pembubutan
·                Pengeboran
·                Pengerjaan tepi
·                Penguliran
·                Pembubutan tirus
·                Penggurdian
·                Meluaskan lubang
1.)           Pembubutan Silindris
Benda disangga diantara kedua pusatnya. Hal ini ditunjukkan pada gambar dibawah ini :








Gambar 2.15 Operasi pembubutan : A. Pahat mata tunggal dalam operasi pembubutan B. Memotong tepi.
2.)           Pengerjaan Tepi (Facing)
Pengerjaan tepi adalah apabila permukaan harus dipotong pada pembubut. Benda kerja biasanya dipegang pada plat muka. Tetapi bisa juga pengerjaan tepi dilakukan dengan benda kerja diantara kedua pusatnya. Karena pemotongan tegak lurus terhadap sumbu putaran maka kereta luncur harus dikunci pada bangku pembubut untuk mencegah gerakan aksial.
3.)           Pembubutan Tirus
Terdapat beberapa standar ketirusan1 dalam praktek komersial. Penggolongan berikut yang umum digunakan :
a)    Tirus Morse, banyak digunakan untuk tangkai gurdi, leher, dan pusat pembubut. Ketirusannya adalah 0,0502 mm/mm (5,02%).
b)   Tirus Brown dan Sharp, terutama digunakan dalam memfris spindel mesin : 0,0417 mm/mm (4,166%).
c)    Tirus Jarno dan Reed, digunakan oleh beberapa pabrik pembubut dan perlengkapan penggurdi kecil. Semua sistem mempunyai ketirusan 0.05 mm/mm (5,000%),tetapi diameternya berbeda.
d)   Pena tirus. Digunakan sebagai pengunci. Ketirusannya 0,0208 mm/mm (2,083%).
4.)           Memotong Ulir
Biasanya pembuatan ulir dengan mesin bubut dilakukan apabila hanya sedikit ulir yang harus dibuat atau dibuat bentuk khusus. Bentuk ulir didapatkan dengan menggerinda pahat menjadi bentuk yang sesuai dengan menggunakan gage atau plat pola. Gage ini disebut gage senter sebab juga bisa digunakan sebagai gage penyenter mesin bubut. Pemotong berbentuk khusus bisa juga digunakan untuk memotong ulir.
Dalam mengunci pahat untuk ulir-V, terdapat dua metode hantaran pahat. Pahat dapat dihantarkan lurus kedalam benda kerja, ulir terbentuk karena serangkaian potongan ringan. Metode pemotongan ini baik digunakan untuk pemotongan besi cor atau kuningan. Metode kedua adalah dengan menghantar pahat pada suatu sudut. Metode ini digunakan untuk membuat ulir pada bahan baja.
Pahat diputar sebesar 29o dan pahat dihantar ke benda kerja sehingga seluruh pemotongan dilakukan pada sisi kiri dari pahat.

2.1.4   Perawatan Mesin Bubut
1.)           Perawatan Umum
Untuk menjaga agar mesin tidak cepat rusak diperlukan perawatan dan pengoperasian yang benar dan seksama.prosedur perawatan mesin bubut ini adalah:
a)             Mesin bubut ini tidak boleh terkena sinar matahari secara langsung.
b)             Dalam pelaksanaan perawatan seperti penggantian oli pelumasan mesin dan pemberian grease, diharuskan memakai oli yang   dipersyaratkan   oleh   pabrik pembuat mesin.
c)             Setelah selesai mengoperasikan mesin,bersihkan bagian-bagian mesin dari beram-beram hasil pemotongan dan cairan pendingin.
d)            Untuk pemasangan benda kerja pada poros utama,tidak diperkenakan memukul benda kerja secara keras dengan mengunakan palu/hammer.
e)             Jaga dan perhatikan secara seksama selama pengoperasian mesin,jangan sampai beram-beram yang halus dank eras terutama beram besi tulang jatuh ke meja mesin dan terbawa oleh eretan.
f)              Setelah selesai mengoperasikan mesin,atur semua handel-handel pada posisi netral dan mematikan sumber tenaga mesin
2.)           Perawatan khusus
Perawatan khusus ini dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah dibuat, berdasarkan pengalaman dan buku petunjuk perawatan yang diberikan oleh pabrik pembuat mesin.

2.1.5   Parameter Proses Pemesinan Mesin Bubut
Parameter proses permesinan mesin bubut adalah sebagai berikut :
1.             Cutting Speed
Cutting Speed ialah kecepatan potong (mm/min).
Ketarangan :
d : diameter benda kerja                                                                     
n : putaran poros utama (benda kerja)
2.             Feeding Speed
Feeding Speed ialah kecepatan makan (mm/min).
Keterangan :
f : gerak makan (mm)
n : putaran poros utama (benda kerja)
3.             Material Removal Rate 
Material Removal Rate ialah laju penghasil geram ( cm3/min).
Keterangan :
f : gerak makan (mm)
a : kedalaman potong (mm)
ν f : kecepatan makan (mm/min)              
4.             Cutting Time (min)
Cutting time ialah waktu pemotongan.
Keterangan :
lt : panjang permesinan
ν f : kecepatan makan    (mm/min)          
5.             Depth of  Cut
Depth of  cut ialah kedalaman pemotongan (mm).
Keterangan :
D = diameter awal pembubutan (mm), d = diameter akhir pembubutan (mm)
2.1.6   Jenis-Jenis Mesin Bubut
Jenis mesin bubut berdasarkan ukurannya secara garis besar di bedakan menjadi: 
1.)             Mesin bubut centre lathe
Mesin bubut ini dirancang utnuk berbagai macam bentuk dan yang paling umum digunakan, cara kerjanya benda kerja dipegang (dicekam) pada poros spindle dengan bantuan chuck yang memiliki rahang pada salah satu ujungnya, yaitu pada pusat sumbu putarnya, sementara ujung lainnya dapat ditumpu dengan center lain.







Gambar 2.16 Mesin bubut centre lathe
2.)           Mesin Bubut Sabuk
Poros spindel akan memutar benda kerja melalui piringan pembawa sehingga memutar roda gigi yang digerakkan sabuk atau puli pada poros spindel. Melalui roda gigi penghubung, putaran akan disampaikan ke roda gigi poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir tersebut diubah menjadi gerak translasi pada eretan yang membawa pahat. Akibatnya pada benda kerja akan terjadi sayatan yang berbentuk ulir.
 






Gambar 2.17 Mesin Bubut Sabuk
3.)           Mesin bubut vertical turning and boring milling
Mesin ini bekerja secara otomatis, pada pembuatan benda kerja yang dibubut dari tangan, pekerjaan yang tidak dilakukan secara otomatis hanyalah pemasangan batang-batang yang baru dan menyalurkan produk-produk yang telah dikerjakan, oleh sebab itu satu pekerja dapat mengawasi beberapa buah mesin otomatis dengan mudah.
 








Gambar 2.18 Mesin vertical turning and boring milling
4.)           Mesin bubut facing lathe
Sebuah mesin bubut terutama digunakan untuk membubut benda kerja berbentuk piringan yang besar. Benda-benda kerjanya dikencangkan dengan cakar-cakar yang dapat disetting pada sebuah pelat penyeting yang besar, tidak terdapat kepala lepas.
 










Gambar 2.19 Mesin bubut facing lathe
5.)           Mesin Bubut Turret
Mesin bubut turret mempunyai ciri khusus terutama menyesuaikan terhadap produksi. “Ketrampilan pekerja” dibuat pada mesin ini sehingga memungkinkan bagi operator yang tidak berpengalaman untuk memproduksi kembali suku cadang yang identik. Kebalikannya, pembubut mesin memerlukan operator yang sangat terampil dan mengambil waktu yang lebih lama untuk memproduksi kembali beberapa suku cadang yang dimensinya sama.
Karakteristik utama dari mesin bubut jenis ini adalah bahwa pahat untuk operasi berurutan dapat disetting dalam kesiagaan untuk penggunaaan dalam urutan yang sesuai. Meskipun diperlukan keterampilan yang sangat tinggi untuk mengunci dan mengatur pahat dengan tepat tapi satu kali sudah benar maka hanya sedikit keterampilan untuk mengoperasikannya dan banyak suku cadang dapat diproduksi sebelum pensettingan dilakukan atau diperlukan kembali.
 









Gambar 2.20 Mesin bubut turret

6.)           Mesin bubut Turret Jenis Sadel

Mempunyai turret yang dipasangkan langsung pada sadel yang bergerak maju mundur dengan turret. Mesin bubut turret vertikal adalah sebuah mesin yang mirip Freis pengebor vertikal, tetapi memiliki karakteristik pengaturan turret untuk memegang pahat. Terdiri atas pencekam atau meja putar dalam kedudukan horizontal, dengan turret yang dipasangkan diatas rel penyilang sebagai tambahan, terdapat paling tidak satu kepala samping yang dilengkapi dengan turret bujur sangkar untuk memegang pahat.
Semua pahat yang dipasangkan pada turret atau kepala samping mempunyai perangkat penghenti masing-masing, sehingga panjang pemotongan dapat sama dalam daur mesin yang berurutan. Pengaruhnya adalah sama seperti bubut turret yang berdiri pada ujung kepala tetap. Dan mempunyai segala ciri yang diperlukan untuk memudahkan pemuat, pemegang dan pemesinan dari suku cadang yang diameternya besar dan berat. Pada mesin ini hanya dilakukan pekerjaan pencekaman.
 










Gambar 2.21 Mesin bubut turret sadel
2.2         Mesin Frais
2.2.1   Pengertian Mesin Frais
Mesin frais (milling machine) adalah mesin perkakas yang dalam proses kerja pemotongannya dengan menyayat/memakan benda kerja menggunakan alat potong bermata banyak yang berputar. Pada saat alat potong berputar, gigi-gigi potongnya menyentuh permukaan benda kerja yang dijepit pada ragum meja mesin frais sehingga terjadilah pemotongan/penyayatan. Mesin ini dapat digunakan untuk membentuk dan meratakan permukaan, membuat alur, membuat roda gigi dan ulir, dan bahkan dapat dipergunakan untuk mengebor dan meluaskan lubang.


 
















Gambar 2.22 Mesin Frais dan Bagian-bagiannya
Keterangan gambar :
A.  Lengan untuk menyokong arbor.
B.  Penyokong arbor.
C.  Tuas untuk menggerakkan meja otomatis.
D.  Nok pembatas untuk membatasi jarak gerak otomatis meja.
E.   Meja mesin tempat untuk memasang benda kerja dan perlengkapan mesin.
F.   Engkol, untuk menggerakkan meja dalam arah memanjang.
G.  Tuas untuk mengunci maja.
H.  Baut penyetel untuk menghilangkan geteran meja.
I.     Engkol untuk menggerakkan sadel dalam arah melintang.
J.     Engkol untuk menggerakkan lutut dalam arah tegak.
K.  Tuas untuk mengunci meja.
L.   Tabung pendukung dengan batang ulir,untuk mengatur tingginya meja.
M. Lutut tempat untuk kedudukan alas meja.
N.  Tuas untuk mengunci sadel.
O.  Alas meja, tempat kedudukan untuk meja.
P.   Tuas untuk merubah kecepatan motor listrik.
Q.  Engkol meja.
R.  Tuas, untuk merubah kecepatan motor listrik.
S.   Tuas untuk menentukan besamya putaran spindel dan pisau frais.
T.   Tiang untuk menghantar turun naiknya meja.
U.  Spindel untuk memutarkan arbor dan pisau frais.
V.  Tuas untuk menjalankan spindel.
2.2.2   Fungsi Bagian-bagian Mesin Frais
1.)           Badan (machine column).
Badan adalah bagian yang menahan seluruh bagian-bagian mesin itu, di dalamnya terdapat motor penggerak, susunan roda-roda gigi pengatur kecepatan putar, tempat minyak pelumas untuk melumasi bagian-bagian yang berputar.
2.)           Alas
Dibagian alasnya terdapat tempat penampungan cairan pendingin, cairan pendingin ini dialirkan oleh suatu pompa ke tempat kedudukan pisau frais melalui pipa atau selang untuk mendinginkan pisau penyayat, cairan ini apabila sudah dipakai akan kembali lagi ke tempat semula melalui suatu saluran.
3.)           Lengan
Lengan adalah bagian mesin frais yang berguna sebagai tempat kedudukan penopang atau penahan ujung poros mesin frais dan letaknya pada bagian paling atas mesin tersebut.Kedudukan lengan ini dapat diatur atau digeser, pada suatu pengerjaan tertentu lengan ini kadang-kadang tidak dipakai karena menghalangi perlengkapan yang dipakai.
4.)           Paksi atau spindel (main spindle).
Paksi atau spindel adalah poros utama masin frais dan berfungsi sebagai tempat kedudukan poros frais (arbor), poros tersebut dimasukkan ke dalam lubang paksi dan diikat dengan baut pengikat yang letaknya di ujung lubang paksi, jika mesin dijalankan paksi akan membawa poros ikut berputar.
5.)           Lutut
Lutut adalah tempat kedudukan meja dan eretan meja (sadel), lutut ini ditahan oleh eretan yang melekat pada badan mesin serta ditopang oleh poros berulir sebagai poros penggerak naik turunnya lutut tersebut.
6.)           Sadel
Eretan meja atau sadel adalah bagian yang menyokong meja dan terpasang di atas lutut, bagian bawahnya berbentuk sambungan ekor burung yang menghubungkan bagian atas lutut, bagian atasnya terdapat bantalan penahan meja dan mempunyai sambungan ekor burung yang bentuknya memanjang, meja tersebut diikat dengan baut yang terpasang pada salurannya.
7.)           Meja
Bentuk meja mesin persegi panjang dan berfungsi sebagai tempat kedudukan benda kerja yang akan disayat, permukaannya sangat rata dan beralur dengan bentuk I, gunanya disamping tempat kedudukan baut-baut pengikat juga sebagai saluran untuk mengalirkan cairan pendingin yang sudah terpakai ke tempat bak penampungan.

2.2.3   Klasifikasi Proses Frais
Kemampuan mesin frais dalam melakukan proses-proses pemesinan tersebut dikaitkan  dengan keragaman mata pahat/pemotongnya. Berikut klasifikasi proses frais secara umum adalah:





Gambar 2.23 Klasifikasi Proses Frais
1.             Slab milling
Proses frais ini disebut juga slab milling, permukaan yang difrais dihasilkan oleh gigi pisau yang terletak pada permukaan luar badan alat potongnya. Sumbu dari putaran pisau biasanya pada bidang yang sejajar dengan permukaan benda kerja yang disayat.
2.             Face milling
Pada frais muka, pisau dipasang pada spindel yang memiliki sumbu putar tegak lurus terhadap permukaan benda kerja. Permukaan hasil proses frais dihasilkan dari hasil penyayatan oleh ujung dan selubung pisau.
3.             End milling cutters
Pisau pada proses frais jari biasanya berputar pada sumbu yang tegak lurus permukaan benda kerja. Pisau dapat digerakkan menyudut untuk menghasilkan permukaan menyudut.

2.2.4   Alat Bantu Pada Mesin Frais
Alat bantu pada mesin frais pada garis besarnya dapat dibagi atas tiga bagian yaitu perlengkapan yang kedudukannya pada paksi mesin misalnya poros frais, kolet dan alat-alat lain yang digunakan untuk pemasangan pisau frais, perlengkapan kedua ialah perlengkapan yang berfungsi sebagai alat penjepit misalnya catok, pelat-pelat penjepit, penahan benda kerja dan lain-lain. Perlengkapan berikutnya adalah kepala pembagi, meja silinder, kepala lepas.
1.         Poros mesin (Arbor).
Poros mesin frais adalah perlengkapan mesin frais yang berfungsi sebagai tempat kedudukan pisau frais dan ditempatkan pada sumbu utama mesin, alat ini bentuknya bulat panjang dan sepanjang badannya beralur spi, bagian ujung bentuknya tirus dan ujungnya berulir dan ditempatkan pada lubang paksi dan diikat oleh baut pengikat. Poros mesin ini selalu dilengkapi dengan cincin (collar) yang beralur spi dan terpasang sepanjang poros, dimana cincin ini berguna untuk mengikat pisau frais yang terpasang diantara cincin-cincin tersebut.
Cincin akan ditahan oleh penahan poros ukurannya lebih besar dari pada cincin-cincin yang lainnya dan dikerjakan dengan sangat hati-hati sehingga halus dan ukurannya tepat sama dengan lubang penahan poros, jika kedudukan cincin dan poros longgar maka akibatnya penyayatan pisau frais akan bergetar, putaran pisau tidak sentris, hasil penyayatan tidak rata dan lambat laun poros akan bengkok.
2.             Kepala Lepas (tail-stock)
Kepala lepas pada mesin frais fungsinya sama dengan pada mesin bubut hanya konstruksinya yang berbeda, dimana kedudukan sumbu senternya dapat diatur dalam arah memutar vertikal dan dapat dinaik turunkan sesuai tinggi sumbu benda kerja yang dibutuhkan. Kepala lepas dipasang di atas meja mesin dengan kedudukan segaris dengan kepala pembagi.
3.             Ragum.
Ragum digunakan untuk menjepit benda kerja; karena bentuk dan ukuran benda kerja berbeda-beda maka ragum yang ada juga bermacam-macam.
Jenis ragum ada beberapa macam, diantaranya adalah :
a)             Ragum datar, dipakai untuk pekerjaan yang ringan.
b)             Ragum pelat, dipakai untuk pekerjaan berat pada mesin yang besar,
c)             Ragum busur, pada alas ragum terdapat skala indeks sudut, sudut rahang benda kerja dapat disetel dalam arah horizontal sebesar sudut yang dikehendaki.
d)            Ragum universal, sudut rahang dapat disetel dalam arah horizontal dan vertikal sebesar sudut yang dikehendaki.
4.             Kepala Pembagi (dividing head)
Kepala pembagi sering dipakai pada mesin frais untuk memegang dan mengatur letak benda kerja selama proses pengefraisan.
Jenis kepala pembagi ada 3 (tiga) golongan besar :
a.              Kepala pembagi langsung.
Komponen kepala pembagi langsung terhadap badan, spindel untuk memegang dan memutar benda kerja, suatu alat penunjuk yang terpasang pada spindel dan pengunci. Benda kerja diputar langsung dengan menggunakan tangan. Pelat penunjuk mempunyai lubang yang terletak melingkar yang memungkinkan pin (pasak) untuk dipasang pada posisi 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9,10,15, 24, 30, dan 60 dari benda kerja.
b.             Kepala pembagi datar.
Kepala pembagi datar (tidak langsung) memungkinkan diperolehnya posisi yang lebih Iuas pada suatu pembagi yang terletak disisi. Bagian kepala terdiri dari spindel (untuk memegang dan memutar benda kerja) yang dihubungkan dengan melalui roda gigi cacing ke suatu batang penunjuk. Roda gigi cacing umumnya mempunyai perbanding-an reduksi 40 : 1 oleh karenanya untuk memutar benda kerja satu kali diperlukan 40 kali putaran poros penunjuk.
c.              Kepala pembagi universal.
Kepala pembagi universal dapat dipergunakan sebagai kepala pembagi langsung, sederhana dan kepala pembegi bersudut. Spindel kepala pembagi dapat dimiringkan membentuk suatu sudut yang dipergunakan untuk pembukaan permukaan bersudut.
Kepala pembagi berguna untuk membagi sudut dari benda yang difrais sehingga menghasilkan pembagian yang sama, alat ini sangat penting khususnya diwaktu membuat sesuatu segi yang sama sisi pada suatu batang bulat misalnya segi 4, 6, 8, roda gigi, alur-alur beraturan segi banyak beraturan, alur sekrup.
Benda kerja dapat dijepit antara dua senter atau salah satu ujungnya dijepit dengan chuk dan ujung lain didukung dengan menggunakan arbor penjepit yang dimasukkan ke dalam lubang tirus pada spindel. Kepala pembagi dapat juga dihubungkan ke poros meja mesin melalui roda-roda gigi misalnya untuk mengefrais alur spiral, kam dan lain-lain.
5.             Meja putar keliling
Meja putar keliling dinamakan juga meja pembagi yang sering dipakai pada mesin frais tegak (vertikal), meja ini terdiri dari rumah tetap yang di dalamnya terdapat mekanik penggerak dan sebuah pelat putar, dalam pelat ini terdapat alur T untuk menambatkan benda kerja atau perkakas dengan bantuan baut pengikat.
Di tengah pelat putar dibubut sebuah lubang pemusat atau kortis pemusat yang di dalamnya dapat ditempatkan perkakas pemusat dan perkakas penambat. Pelat itu dapat dikuatkan pada tiap kedudukan dengan bantuan suatu lengkapan jepit. Meja putar keliling dapat dikuatkan di alas meja pengikat mesin frais dengan bantuan baut pengikat, melalui bagian tengah pelat dasar dapat diadakan sebuah aluran untuk keperluan blok-blok pengarah yang sesuai dalam aluran tambat meja penambat.
Pada beberapa petaksana meja putar keliling dalam pinggiran pelat putar terdapat kemungkinan untuk memasang tumpuan pembatas yang dipergunakan untuk pembuatan pekerjaan seri, dengan demikian pelat putar akan selalu berputar sama jauhnya sehingga tiap benda kerja memperoleh pengerjaan yang serupa, tepat pada tempat yang sama.
Proses pengerjaan benda kerja pada mesin frais disebut dengan mengefrais, antar lain mengefrais datar, mengefrais tegak, mengefrais alur, mengefrais gigi dan lain-lainnya. Untuk melakukan proses penyayatan benda kerja dipasang pada meja, kemudian meja dinaikkan sehingga benda kerja pada posisi penyayatan oleh pisau yang berputar kemudian meja digerakkan sesuai kebutuhannya untuk memberi penyayatan yang terus menerus.
Hasil serta bentuk pekerjaan mesin frais tergantung dari bentuk utama mata frais (tidak berubah walau diasah), jadi tidak seperti pahat bubut yang disesuaikan menurut kebutuhannya dan disamping bentuk-bentuk yang sudah tetap frais itu sekelilingnya mempunyai gigi-gigi yang berperanan sebagai mata pemotongnya. Sehingga keuntungan dari pada mesin frais terhadap mesin bubut antara lain tiap-tiap sisi potong memulai pekerjaan secara teratur dan oleh beberapa sisi potong dilakukan pemotongan serempak.
Pisau frais dipasang pada sumbu (arbor) mesin yang didukung dengan alat pendukung arbor, jika arbor mesin diputar oleh motor maka pisau frais ikut berputar, arbor mesin dapat berputar ke kanan atau ke kiri sedangkan banyaknya putaran diatur sesuai dengan kebutuhannya.
Sesuai dengan jenis pahat yang digunakan maka mesin frais terbagi atas jenis sebagai berikut :
a.              Mesin frais datar (slab milling) di mana sumbu pisau penyayatnya horizontal.
b.             Mesin frais tegak (face milling) di mana sumbu pisau penyayatnya terletak vertikal.

2.2.5   Jenis Pahat Potong  pada Mesin Frais
a)             Mata pahat rata (Plain Mill) dengan bentuk gigi datar dan helika, untuk memotong atau menghasilkan permukaan yang rata.
b)             Side mill, untuk memotong celah, permukaan dan frais parit.
c)             Angle Mill, untuk memfrais permukaan dengan membentuk sudut dengan kemiringan tertentu.
d)            End Mill dengan Shank, untuk memotong atau memfrais ujung benda kerja.
e)             Slotting, untuk membuat alur.
f)              Staggered Tooth, untuk membuat slot atau celah.
g)             T-slot Mill, untuk membuat celah
h)             Dove Tail Mill, untuk membuat luncuran-luncuran mesin dan dibuat dengan sudut 45o, 60o, 90o.
Beberapa bentuk pisau frais sesuai dengan penggunaannya, antara lain:
a)             Pisau mantel (Helical Milling Cutter)
Pisau jenis ini dipakai pada mesin frais horizontal. Biasanya digunakan untuk pemakanan permukaan kasar (Roughing) dan lebar.
 







Gambar 2.24 Pisau mantel (Helical Milling Cutter)


b)             Pisau Alur (Slot Milling Cutter)
Pisau alur berfungsi untuk membuat alur pada bidang permukaan benda kerja. Jenis pisau ini ada beberapa macam yang penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan.
 









Gambar 2.25 Pisau Alur (Slot Milling Cutter)
c)             Pisau Frais Gigi (Gear Cutter)
Pisau frais gigi ini digunakan untuk membuat roda gigi sesuai jenis dan jumlah gigi yang diinginkan. Gambar 93 menunjukkan salah satu jenis gear cutter.
Gambar 2.26 Pisau Frais Gigi (Gear Cutter)
d)            Pisau Frais Radius Cekung (Convex Cutter)
Pisau jenis ini digunakan untuk membuat benda kerja yang bentuknya memiliki radius dalam (cekung).
Gambar 2.27 Pisau Frais Radius Cekung (Convex Cutter)
e)             Pisau Frais Radius Cembung (Concave Cutter)
Pisau jenis ini digunakan untuk membuat benda kerja yang bentuknya memiliki radius dalam (cekung).
Gambar 2.28 Pisau Frais Radius Cembung (Concave Cutter)
f)                   Pisau Frais Alur T (T Slot Cutter)
Pisau jenis ini hanya digunakan untuk membuat alur berbentuk ”T” seperti halnya pada meja mesin frais.
Gambar 2.29 Pisau Frais Alur T (T Slot Cutter)


g)                  Pisau Frais Sudut
                  Pisau jenis ini digunakan untuk membuat alur berbentuk sudut yang hasilnya sesuai dengan sudut pisau yang digunakan. Pisau jenis ini memiliki sudut-sudut yang berbeda di antaranya: 30°, 45°, 50°, 60°, 70°, dan 80°.
Gambar 2.30 Pisau Frais Sudut
h)             Pisau Jari (Endmill Cutter)
Ukuran pisau jenis ini sangat bervariasi mulai ukuran kecil sampai ukuran besar. Cutter ini biasanya dipakai untuk membuat alur pada bidang datar atau pasak dan jenis pisau ini pada umumnya dipasang pada posisi tegak (mesin frais vertikal), namun pada kondisi tertentu dapat juga dipasang posisi horizontal yaitu langsung dipasang pada spindle mesin frais.
 
Gambar 2.31 Pisau Jari (Endmill Cutter)
i)               Pisau Frais Muka dan Sisi (Shell Endmill Cutter)
Jenis pisau ini memiliki mata sayat di muka dan di sisi, dapat digunakan untuk mengefrais bidang rata dan bertingkat. Gambar 99 menunjukkan pisau frais muka dan sisi.
 
Gambar 2.32 Pisau Frais Muka dan Sisi (Shell Endmill Cutter)
j)               Pisau Frais Pengasaran (Heavy Duty Endmill Cutter)
Pisau jenis ini mempunyai satu ciri khas yang berbeda dengan cutter yang lain. Pada sisinya berbentuk alur helik yang dapat digunakan untuk menyayat benda kerja dari sisi potong cutter, sehingga cutter ini mampu melakukan penyayatan yang cukup besar.
 
Gambar 2.33 Pisau Frais Pengasaran (Heavy Duty Endmill Cutter)
k)                  Pisau Frais Gergaji (Slitting Saw)
Pisau frais jenis ini digunakan untuk memotong atau membelah benda kerja. Selain itu, juga dapat digunakan untuk membuat alur yang memiliki ukuran lebar kecil.
Gambar 2.34 Pisau Frais Gergaji (Slitting Saw)
2.2.6   Macam-macam alat Frais
Alat frais adalah alat perkakas dari mesin frais, suatu benda yang berbentuk bulat dengan dilengkapi mata-mata penyayat, hingga merupakan gigi yang tajam. Bekerja alat faris untuk menyayat atau memotong benda-benda pekerjaan dengan cara berputar. Bermacam-macam alat frais itu antara lain:
1)             Frais mantel kepala, untuk memfrais bidang-bidang yang datar.
2)             Frais cakram, untuk memfrais alur-alur dalam.
3)             Frais mantel, untuk memfrais bidang-bidang datar.
4)             Frais kepala, untuk memfrais bidang-bidang datar.
5)             Frais kepala pisau, untuk memfrais bidang-bidang datar.
6)             Frais gergaji, untuk memotong.
7)             Frais sudut, untuk memfrais alur-alur.
8)             Frais profil, untuk memfrais benda pekerjaan yang mempunyai bentuk tertentu dan memfrais profil.
9)             Frais ulir, untuk memfrais alur-alur yang tidak dalam dengan bentuk yang tertentu.
10)         Frais jari, alat frais yang mempunyai tangkai dengan bentuk konis, merupakan alat frais mantel dengan ukuran diameter kecil dan berguna untuk memfrais bidang-bidang datar dan bertingkat.


2.2.7   Perawatan Mesin Freis
Sebuah mesin dalam menjaga performa kinerjanya juga membutuhkan perawatan yang intensif pada setiap komponen mesinnya. Hal ini juga diperlukan untuk mesin frais, adapun beberapa langkah yang diperlukan dalam pemeliharaannya dalam kurun waktu tertentu adalah sebagai berikut:
1.             Perawatan Harian/Setelah Pemakaian :
a.)           Membersihkan mesin dari sisa chip-chip sisa pemakaian
b.)           Memastikan bahwa mesin telah mati dan dikembalikan pada settingan awalnya
c.)           Membersihkan lantai mesin agar tidak adanya sampah ataupun barang-barang yang dapat merusak mesin
d.)          Memeriksa pelumas mesin apakah telah habis atau belum, sehigga dapat memperpanjang umur mesin.
2.             Perawatan setiap enam bulan :
a)             Bersihkan bagian bawah motor dan tiup saluran udaranya. Cek kekencangan baut pengikat bagian bawah.
b)             Bersihkan kotak terminal dan cek terminal penghubung, bersihkan dengan pengering silika gel.
c)             Cek tahanan isolasi dan kontinuitas lilitan dengan megger 500 V dan catat hasil pembacaan sebelum tutup kotak terminal dipasang.
d)            Cek sambungan keamanan penghubung ke tanah.
e)             Lumasi bantalan motor dengan pelumas yang sesuai.
f)              Bila motor sudah dipasang dengan bantalannya, alirkan oli dari bantalan. Periksa gerakan bantalan dan catat hasil yang terbaca sebelum dipasang.
g)             Bersihkan bantalan dengan dibilas oli dan isi kembali hingga batasnya. Gunakan oli menurut tingkat spesifikasinya.
h)             Pada motor yang sudah dilengkapi bantalannya, cek celah udara yang terlihat pada semua bagian dan catat hasilnya. Cek kelurusan kopling motor.
3.             Perawatan tahunan
a)             Bersihkan bagian bawah motor dan tiup salurannya.
b)             Lepaskan hubungan motor utama dengan kabelnya, alarm dan rangkaiannya serta tandai kabel-kabel untuk mempermudah pemasangannya. Lindungi kabel-kabel agar tidak rusak.
c)             Lepaskan motor dari unit yang digerakkan dan bawa ke bengkel untuk pemeriksaan. Semua bagian harus dilindungi, diberi tanda dan simpan di tempat aman.
d)            Tarik kopling atau puli dari porosnya dan cek alur pasak serta poros dari goresan. Cek kopling dan keausannya.
e)             Cek keausan bantalannya, ukur clearance olinya. Cek lubang pelumasan dan saluran oli, apakah tersumbat.
f)              Keluarkan motor dari tutupnya.
g)             Cek bantalan gelindingnya dang anti kalau diperlukan.
h)             Keluarkan motor dan cek apakah batang rotor dan ringnya mengalami retak-retak.
i)               Cek lapisan rotor dan perhatikan tanda-tanda gesekan antara stator dan rotor.
j)               Bersihkan lilitan stator dengan meniupkan udara kering dari kompresor dan bersihkan lilitan stator dari oli dan kotoran, gunakan fluida yang bersih.
k)             Hindarkan lilitan stator dari pengaruh-pengaruh yang menghanguskan isolasi dan   balutan-balutan yang merusak.
l)               Cek lapisan stator, apakah bebas dari kebakaran dan dudukan stator sudah bersih.
m)           Pemasangan motor dan pengepasan kopling perlu dicek.
n)             Tempatkan motor pada dudukannya dan luruskan kopling terhadap unit yang digerakkan dan catat hasilnya.
o)             Cek celah udara pada semua posisi dan catat sketsanya.
p)             Lepas hubungan semua kabel, test motor dan kabel untuk tahanan isolasi serta   kontinuitasnya.
q)             Cek kebersihan kotak terminal, periksa kondisi semua gasket dan jika perlu perbaiki  dengan pengering silika gel.
r)              Cek bantalan motor yang diisi dengan oli yang ditentukan. Cek motor dalam  keadaan bebas, putarkan dengan tangan.
s)              Lakukan tindakan keamanan, jalankan motor tanpa kopling untuk mengecek  putarannya dan dengarkan suara bantalannya. Jika kondisinya sudah baik,  hubungkan kopling motor dengan unit yang digerakkan.

2.2.8   Parameter Mesin Freis
Parameter proses permesinan pada mesin frais adalah sebagai berikut :
1.             Cutting speed
N : rpm pahat,                D : diameter cutter (inch)
2.             Feed per Tooth

V            : laju linier
N            : rpm pahat
n             : jumlah gigi
3.             MRR ( Material Removal Rate )

l             : length of workpiece (inch)
W           : wide of workpiece (inch)
t                         : time (minute)
v             : cutting speed (inch per minute)
d            : depth of cut (inch)
4.             Cutting time
lc            : perpanjangan cutter
l             : panjang benda kerja
v             : cutting speed

2.3         Mesin Sekrap
2.3.1 Pengertian Mesin Sekrap
Mesin sekrap adalah mesin perkakas yang mempunyai gerak utama bolak-balik horizontal dan berfungsi untuk merubah bentuk dan ukuran benda kerja sesuai dengan yang dikehendaki.Mesin sekrap (shap machine) disebut pula mesin ketam atau serut.Mesin ini digunakan untuk mengerjakan bidang-bidang yang rata, cembung, cekung, beralur dalam kedudukan mendatar, tegak ataupun miring.
 











Gambar 2.35 Mesin Sekrap dan Bagian-bagiannya
Komponen –komponen mesin sekrap antara lain :
1)             Badan Mesin
Merupakan keseluruhan mesin tempat mekanik penggerak dan tuas pengatur.
2)             Meja Mesin
Merupakan tempat kedudukan atau penjepit benda kerja. Pada meja mesin dilengkapi dengan eretan lintang dan eretan tegak. Gerakan pada eretan lintang bisa diatur bergerak secara otomatis.
3)             Lengan
Berfungsi untuk menggerakkan pahat maju mundur. Pada bagian depan lengan membawa tool slide sebagai tempat  toolpost yang  memegang pahat.  Tool
slide dapat diatur miring untuk proses penyekrapan miring.
4)             Eretan Pahat
Bagian ini berfungsi untuk mengatur ketebalan pemakanan pahat. Dengan memutar roda pemutar maka pahat akan naik atau turun.
5)             Pengatur Kecepatan
Berfungsi untuk mengatur atau memilih jumlah langkah lengan mesin per menit. Untuk pemakanan tipis kecepatan bisa tinggi.
6)             Tuas panjang langkah
Berfungsi untuk mengatur panjang pendek langkah pahat atau lengam sesuai panjang benda kerja.Pengaturan dilakukan dengan memutar tap ke kanan atau kiri.
7)             Tuas posisi pahat
Bagian ini ada di lengan mesin dan berfungsi untuk mengatur kedudukan pahat terhadap benda kerja.
8)             Tuas pengatur gerakan otomatis meja melintang
Untuk mengatur gerakan sekrap secara otomatis. Namun diperlukan pengaturan-pengaturan panjang engkol yang mengubah gerak putar mesin pada roda gigi menjadi gerak lurus meja.Dengan demikian meja melakukan gerak ingsutan (feeding).
Prinsip pengerjaan pada mesin sekrap adalah benda yang disayat atau dipotong berada pada keadaan diam, sementara pahat bergerak lurus bolak-balik melakukan penyayatan (gerak translasi).Dalam proses pengetaman ada beberapa jenis gerakan yang perlu diperhatikan dalam mesin sekrap yaitu :
a)             Gerakan utama
Gerakan ini merupakan gerakan yang ditunjukkan oleh pahat.Pada saat pahat bergerak maju terjadi langkah kerja dimana pahat akan menyayat permukaan benda kerja sementara saat pahat bergerak mundur terjadi langkah bukan kerja karena pahat tidak menyayat benda kerja.
b)             Gerakan feeding (langkah pemakanan)
Gerakan ini menghasilkan chip atau ketebalan tatal yang terpotong.
c)             Dalamnya penyayatan
Pada pengaturan dalamnya pemotongan ini akan menghasilkan kedalaman pemotongan yang diinginkan yang juga terkait dengan perencanaan waktu pemesinan. Pada mesin sekrap ada beberapa jenis penyayatan yang bisa dilakukan antara lain penyayatan permukaan (facing), alur(slotting), dan tangga (steps).

2.3.2   Jenis Pahat pada Mesin Sekrap
Pada proses penyekrapan ada berbagai bentuk permukaan benda kerja yang dikerjakan mulai dari mendatar, beralur, menyudut, atau bentuk profil. Untuk menunjang pengerjaan tersebut ada beberapa jenis pahat yang bisa digunakan pada proses penyekrapan. Pahat-pahat tersebut antara lain:
1)   Pahat kasar lurus
 





Gambar 2.36 Pahat Kasar Lurus

2)   Pahat kasar lengkung
 






Gambar 2.37 Pahat Kasar Lengkung



3)   Pahat sekrap datar







Gambar 2.38 Pahat sekrap datar
4)   Pahat sekrap runcing
 








Gambar 2.39 Pahat sekrap runcing
5)   Pahat sekrap sisi
 








Gambar 2.40 Pahat sekrap sisi


6)   Pahat sekrap sisi kasar
 








Gambar 2.41 Pahat sekrap sisi kasar
7)   Pahat sekrap datar
 








Gambar 2.42 Pahat sekrap sisi datar

2.3.3   Perawatan Mesin Sekrap
Perawatan adalah suatu aktivitas yang dilaksanakan untuk memelihara semua fasilitas/peralatan agar selalu dalam kondisi baik dan siap serta terhindar dari kerusakan yang mungkin terjadi baik yang terduga maupun yang tidak terduga. (Makhzu, 1999).
Perawatan yang intensif sangat membantu untuk menjaga peralatan mesin selalu dalam siap pakai, terutama jika perawatannya dilakukan secara rutin dan benar. Penggunaan system  perawatan yang terjadwal baik akan menjaga peralatan atau mesin bisa berkerja secara maksimal atau produktifitasnya maksimal dan memuaskan. Tujuan perawatan terhadap peralatan atau mesin antara lain:
a.              Merawat mesin atau peralatan sehingga selalu dalam kondisi optimal  produktifitifitasnya dan dapat dipercayai kualitas produksinya.  
b.             Mencegah hal-hal yang diharapkan seperti kerusakan yang tiba-tiba terhadap mesin/peralatan pada saat beroperasi.
c.              Menaikan kemampuan mesin untuk berproduksi dengan melakukan perubahan untuk lebih mengefisiensikan kerja mesin.
Perawatan rutin atau harian yang dilakukan selama jangka waktu perawatan yang sudah terjadwal tetapi perawatan hendaknya tidak saja hanya dilakukan pada yang terjadwal, sebaiknya dilakukan setiap saat. Yang dilakukan dalam perawatan harian adalah :
1.             Sebelum memakai mesin jangan lupa mengecek dan mengontrol gelas ukuran oli, lihat apakah permukaan oli sudah sesuai dengan petunjuk mesin sekrap.
2.             Sebelum dan sesudah menggunakan mesin dan peralatan-peralatan mesin harap dibersihkan terlebih dahulu.
3.             Dalam pengoperasian mesin haruslah menurut petunjuk yang benar, misalnya  putaran yang sesuai pembebanan, banyaknya pemakaian dan sebagainya.
Hal-hal yang perlu dijaga dalam perawatan dan perbaikan mesin yaitu disamping menyeluruh juga bagian-bagian dari mesin antara lain:
a.              Bagian yang bergerak/ berputar yang memerlukan pelumasan baik dengan minyak maupun gemuk harus diperiksa agar jalannya tidak macet.  
b.             Bagian-bagian pengikat seperti pemegang pahat, support, ragum dan semua tuas-tuas (handle) pada waktu mengencangkan/mengikat usahakan dengan tangan  jangan sekali-kali di pukul.
c.              Hubungan kabel-kabel dari kontak induk (Sekring) ke motor harus terjamin keselamatannya dan instalasi kelistrikan atau kabel-kabel tersebut sebaiknya ditanam di dalam tanah.
d.             Periksa semua mur-mur pengikat pada mesin sekrup jangan sampai ada yang longgar.

2.3.4   Parameter Mesin Sekrap
a)             Kecepatan potong (Cutting Speed)
Kecepatan potong (Cutting Speed) biasanya dinyatakan dalam isitilah m/menit, yaitu kecepatan dimana pahat melintasi benda kerja untuk mendapatkan hasil yang paling baik pada kecepatan yang sesuai. Kecepatan potong dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu: kekerasan dari bahan yang akan dipotong dan jenis alat potong yang digunakan. Untuk keperluan ini digunakan persamaan sebagai berikut:
 (m/menit) atau
Dimana:
V         = Kecepatan Potong (m/menit)
Np       = Jumlah langkah per menit
L          = Panjang langkah pemesinan (mm)
b)             Kecepatan Pemakanan
Kecepatan pemakanan adalah pergerakan titik sayat alat potong per satu putaran benda kerja. Dalam proses sekrap, kecepatan pemakanan dinyatakan dalam mm/min dan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:
Dimana: Vf = kecepatan makan (m/menit), f = gerak makan (mm/langkah)
2.4         Mesin Gerinda
2.4.1 Pengertian Mesin Gerinda
Mesin gerinda adalah salah satu mesin perkakas yang digunakan untuk mengasah/memotong benda kerja dengan tujuan tertentu. Prinsip kerja mesin gerinda adalah batu gerinda berputar bersentuhan dengan benda kerja sehingga terjadi pengikisan, penajaman, pengasahan, atau pemotongan.
Fungsi utama mesin gerinda :
1)             Memotong benda kerja yang ketebalanya yang tidak relatif tebal.
2)             Menghaluskan dan meratakan permukaan benda kerja.
3)             Sebagai proses jadi akhir ( finishing ) pada benda kerja.
4)             Mengasah alat potong agar tajam.
5)             Menghilangkan sisi tajam pada benda kerja.
6)             Membentuk suatu profil pada benda kerja (baik itu elips, siku, dan lain-lain)
Kelebihan dan kekurangan mesin gerinda, yaitu :
1.             Kelebihan
a)             Dapat mengerjakan benda kerja yang telah dikeraskan.
b)             Dapat menghasilkan permukaan yang sangat halus hingga N6.
c)             Dapat mengerjakan benda kerja dengan tuntutan ukuran yang sangat presisi.
2.             Kekurangan
a)             Skala pemakanan ( depth of cut ) harus kecil.
b)             Waktu yang diperlukan untuk mengerjakan cukup lama.
c)             Biaya yang diperlukan untuk pengerjaan cukup mahal.

2.4.2   Jenis-jenis Mesin Gerinda
1.             Mesin Gerinda Permukaan ( Surface Grinding )
Merupakan jenis mesin gerinda yang digunakan untuk menggerinda permukaan rata atau untuk memperoleh hasil permukaan yang datar dan rata. Menurut sumbunya, mesin ini dibagi menjadi 4 jenis, yaitu:
a)             Mesin gerinda permukaan horizontal dengan gerakan meja bolak-balik.
Mesin ini digunakan untuk menggerinda benda-benda dengan permukaan rata dan menyudut.

 






Gambar 2.43 Mesin gerinda permukaan horizontal dengan gerakan meja bolak-balik.

b)             Mesin gerinda permukaan horizontal dengan gerakan meja berputar.
Mesin jenis ini digunakan untuk menggerinda permukaan rata poros.
 






Gambar 2.44 Mesin gerinda permukaan horizontal dengan gerakan meja berputar.
c)             Mesin gerinda permukaan vertikal dengan gerakan meja bolak-balik.
Mesin ini digunakan untuk menggerinda benda kerja dengan permukaan rata dan lebar serta menyudut.
 






Gambar 2.45 Mesin gerinda permukaan vertikal dengan gerakan meja bolak-balik.
d)            Mesin gerinda permukaan vertikal dengan meja berputar
Fungsi mesin ini sama dengan mesin gerinda datar horizontal meja bolak-balik yaitu dipergunakan untuk menggerinda permukaan rata poros.

 






Gambar 2.46 Mesin gerinda permukaan vertikal dengan meja berputar
Bagian-bagian Mesin Gerinda Permukaan :
 








Gambar 2.47 Mesin Gerinda Datar
Keterangan :
1.        Spindel pemakanan batu gerinda Penggerak pemakanan batu gerinda.
2.        Pembatas langkah meja mesin
3.        Sistem hidrolik penggerak langkah meja mesin.
4.        Spindel penggerak meja mesin naik turun
5.        Spindel penggerak meja mesin kanan-kiri
6.        Tuas pengontrol meja mesin
7.        Panel kontrol bagian pengatur prises kerja mesin.
8.        Meja mesin Tempat dudukan benda kerja yang akan digerinda.
9.        Kepala utama bagian yang menghasilkan gerak putar batu gerinda dan gerakan pemakanan.
Berdasarkan prinsip kerjanya mesin gerinda datar dibagi menjadi dua macam yaitu :
a)        Mesin gerinda datar semi otomatis, proses pemotongan dapat dilakukan secara manual (tangan) dan otomatis mesin.
b)        Mesin gerinda datar otomatis, proses pemotongan diatur melalui program (NC/Numerical Control dan CNC/Computer Numerically Control).
2.        Mesin Gerinda Silinder ( Cylindrical Grinding )



 








Gambar 2.48 Mesin Gerinda Silindris
Perlengkapan Mesin Gerinda Silinder :
a)        Cekam rahang 3 : Berfungsi untuk mencekam benda yang akan di gerinda
b)        Collet : Berfungsi untuk mencekam benda yang akan di gerinda tetapi memiliki permukaan yang halus
c)        Face plat : Berfungsi mencekam benda dengan permukaan dalam yang akan digerinda.
d)       Pembawa / lathe dog : Untuk mencekam benda kerja dengan pencekaman beetwen senter.
e)        Senter ulir : Sebagai penyangga ujung benda kerja pada pencekaman between senter dan dipasang di spindel utama.
f)         Senter konus : Sebagai penyangga pada tail stok.
g)        Cekam magnet : Untuk mencekam dengan diameter lebar dan pendek. Prinsip kerjanya sama dengan meja magnet pada mesin gerinda ratal.
h)        Dial indikator : Untuk mengecek kesenteran/ kelurusan meja mesin terhadap sumbu gerinda.
i)          Penyangga tetap : Untuk menyangga benda kerja yang panjang agar tidak terjadi defleksi pada saat proses penggerindaan.
j)          Pengasah batu gerinda/ dresser : Untuk mengasah batu gerinda jika sudah tidak rata.

2.4.3   Perawatan Mesin Gerinda
Hal-hal yang menyangkut pemeliharaan mesin dan peralatannya adalah :
a)             Membersikan mesin pada saat akan digunakan dan pada saat selesai bekerja.
b)             Chek kondisi tombol-tombol pada mesin apakah berfungsi dengan baik .
c)             Chek fungsi dan penghisapan debu atau pompa cooling apakah bekerja dengan baik.
d)            Chek lampu apakah berfungsi dengan baik.
e)             Pada saat digunakan table mesin harus dalam keadaan tertutup.
f)              Pengencangan baik pengunci sekencangnya saja
g)             Olesi oli pada bagian yang terbuka dan mudah berkarat
h)             Simpan alat-alat yang tidak digunakan dan lumasi dengan oli.

2.5         Alat Pelindung Diri
1)             Kaca Mata Pengaman (Safety Glasses)
Berfungsi sebagai pelindung mata ketika bekerja.
 






Gambar 2.49 Kacamata Pengaman (Safety Glasses)
2)             Masker (Respirator)
Berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di tempat dengan kualitas udara buruk, misalnya misal berdebu dan beracun.
 







Gambar 2.50 Masker (Respirator)
3)             Sarung Tangan
Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan, misalnya saat mengikir dan menggergaji.
4)             Baju dan Celana Kerja
Baju kerja berfungsi melindungi badan dari benda tumpul, benturan, goresan saat praktik kerja bangku, sedangkan celana kerja berfungsi melindungi bagian bawah tubuh dari benda tumpul, benturan, goresan saat bekerja.






Gambar 2.51 Baju Kerja
5)             Sepatu
Seperti sepatu biasa, tapi dari bahan kulit dilapisi metal dengan sol dari karet tebal dan kuat. Berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa kaki karena tertimpa benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb.
 







Gambar 2.52 Sepatu

 



6 komentar:

  1. Boleh minta data word nya ga kaka ?

    BalasHapus
  2. ce boleh minta yang bab 4 5 sekalian :D

    BalasHapus
  3. Yaah bab 4n5 ngga ada filenya kres,, soaalnya dikumpulin ke aslab,, laporannya juga dikumpulin semua..

    BalasHapus
  4. Mbak boleh mintak file word nya

    BalasHapus
  5. Mbak kirim in file word sama Daftar pustaka nya..

    Ke email panduwardana1995@gmail.com

    BalasHapus